Senin, 29 April 2013

UPAYA MENGELOLA KELAS YANG KONDUSIF DALAM PROSES BELAJAR



Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung di ruang-ruang kelas. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru memegang peran yang penting. Guru adalah kreator proses belajar mengajar. la adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Oleh karena itu guru, guru perlu menata dan menggelola lingkungan belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi siswa dan menstimulasi setiap anak untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam proses mengajar, Banyak diantara guru yang merasa senang  memberikan tugas yang sebanyak-banyaknya kepada siswa tanpa mengenal dan memahami kondisi dan perasaan siswa yang sudah kelelahan, bosan dan gelisah. Padahal Seharusnya guru tersebut menciptakan atau mengkondisikan suasana kelas dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, berdiskusi, bertanya atau berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Suasana kelas yang kondusif dapat menghindarkan siswa dari kejenuhan, kebosanan atau kelelahan psikis. Selain itu kelas yang kondusif dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu setiap guru perlu menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat mengundang dan menantang siswa untuk berkreasi secara aktif.

      MENGELOLA KELAS MENJADI KELAS YANG KONDUSIF
Banyak diantara guru setelah keluar dari kelas mengeluh kepada teman sejawatnya tentang  tingkah laku siswa yang tidak menyenangkan dikelas. Diantara keluhan-keluhan tersebut antara lain siswa yang mengganggu dalam proses belajar, tidak memiliki rasa hormat, acuh-tak acuh dalam belajar dan siswa  tidak masuk belajar.
Keluhan-keluhan semacan ini mengindikasikan bahwa mengajar adalah pekerjaan yang sulit dan penuh tantangan. Anak-anak saat ini mengalami tekanan dan tantangan emosi, mental dan fisik yang mempengaruhi perilaku dan kemampuan belajar mereka. Disisi lain sebenarnya mengajar adalah profesi yang paling indah di dunia karena membuat kontribusi langsung terhadap trasfer ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan generasi bangsa. Mengajar memberikan tantangan dan kesempatan untuk berkembang, karena mengajar akan menguji kemampuan komunikasi interpersonal kita, pengetahuan akademis, ataupun kemampuan kepemimpinan kita. Oleh karena itu beberapa hal yang dapat  menjadi perhatian kita dalam mengelola kelas yang kondusif antara lain :
1.      Penciptaan Atmosfir Belajar.
Atmosfir atau iklim belajar yang menyenangkan harus senantiasa diciptakan oleh seorang guru, karena memegang peranan penting dalam menstimulasi dan mempertahankan keterlibatan siswa dalam belajar. Dalam menghadapi siswa yang menganggu iklim belajar seorang guru perlu mengampil keputusan yang tepat. Sebagai contoh, Anda sementara menjelaskan materi pelajaran dan seorang siswa dengan sengaja memotong pembicaraan anda, tanpa memperdulikan usaha anda untuk membuat dia tenang. Menghadapi tingkah laku siswa yang seperti ini mungkin anda akan mengatakan  “saya minta kamu diam atau saya kirim kamu ke guru BP untuk diproses” , atau lebih ekstrim mengusirnya keluar dari kelas. Sebenarnya siswa ini sudah tahu konsekuensi bila melanggar aturan di dalam  kelas, siswa tersebut dan teman-temannya hanya ingin menguji reaksi anda terhadap tindakan ini, dengan tujuan mengontrol anda.  Mungkin anda dapat meredam tindakannya, tetapi mereka dapat mengulangi melakukan perbuatannya tersebut kapanpun setiap merasa bosan atau tidak tertarik melakukan aktivitas apapun yang anda tugaskan kepadanya. Bandingkan jika anda mengambil tindakan terhadap siswa yang memotong pembicaraaan anda ini dengan cara anda langsung berhenti bicara dan memandangnya dengan tatapan marah sebentar saja, mungkin dia akan mundur tanpa masuk ke dalam konfrontasi anda. Kalau itu dirasa tidak efektif ,  anda dapat melakukan tindakan dengan mendatangi mejanya dengan mengatakan saya minta anda keluar kelas sebentar. “ Jangan menunggu dia sampai dia bergerak . Berjalanlah ke pintu dan buka pintu sambil memandang dia dengan penuh harapan bahwa dia akan memenuhi permintaan anda. Ketika anda dan dia diluar kelas, anda dapat menjelaskan bahwa perilaku dia tidak sopan dan tidak dapat diterima di kelas.
2.      Pengaturan Meja dan Kursi
Pengaturan tempat duduk siswa memiliki dampak yang sangat besar pada perilaku, motivasi dan interaksi sesama siswa serta guru. Oleh karena itu susunan meja kursi dalam kelas hendaknya memungkinkan siswa untuk dapat saling berinteraksi dan memberi keleluasaan untuk terjadinya mobilitas siswa dalam aktivitas belajar.
Psikologi memainkan peran penting dalam pengaturan tempat duduk, tempat duduk melingkar (meja bundar) mengindikasikan bahwa seluruh siswa memiliki status yang sama.  Meja-meja besar dengan kursi-kursi yang saling berhadapan baik untuk komunikasi dan diskusi. Kursi-kursi berbaris panjang menghadap panggung mengindikasikan perbedaan perbedaan besar antara pembicara dan audiens.
Ada dua Pertimbangan  penting yang kita harus perhatikan dalam pengaturan tempat duduk, yaitu visi dan akses. Ketika siswa duduk, seluruh siswa dapat melihat papan tulis, Layar proyektor (kalau ada) dan jam dinding secara jelas. Guru juga seyogianya  memiliki akses yang cepat dan mudah bagi setiap siswa di kelas. Hindarilah pengaturan tempat duduk yang membuat siswa bertatapan satu sama lain secara langsung.
Pada  sekolah-sekolah  dimana sering ada kelompok-kelompok (gang), baik anak laki-laki maupun perempuan akan memandang rendah siswa lainnya yang duduk berlawanan arah langsung dengannya. Untuk itu guru harus mengatur meja agar mereka saling bertatap muka pada sudut yang sederajat agar dapat menghilangkan masalah ini,  Caranya anda duduk di salah satu kursi siswa di deretan paling depan, jika tatapan anda langsung bertatapan lurus dengan meja siswa lain, maka ubah meja anda sehingga garis lurus  tatapan anda dapat mencakup beberapa meja atau tembok.
Pada beberapa sekolah sering kita melihat di kelas ada tabel (denah) tempat duduk secara alfabetis.  Cara ini dapat membantu guru untuk menghafal nama, mengatur giliran dan mengatur kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa bergabung dan bergerak dalam kelompok-kelompok mereka. Cara ini memang efektif terutama jika diterapkan pada siswa yang masih kecil, tetapi dapat menjadi bumerang bila diterapkan pada kelas yang siswa yang  sudah besar. Karena sebagian siswa akan menjadi terganggu atau menjadi apatis jika ditempatkan selama bertahun-tahun  di depan atau di belakang barisan.
3.      Penataan Ruang Kelas sebagai Sentra Belajar.
Dalam menata kelas menjadi sentra belajar, siswa perlu dilibatkan baik dalam perencanaan, disain pembuatan, ataupun pengadaan sumber tertentu yang diperlukan.
Dengan melibatkan siswa dalam penataan ruang kelas dapat membangun rasa kebanggaan dan kebersamaan di kalangan siswa dikelas tersebut. Tentu ini merupakan modal terciptanya suasana kelas yang menyenangkan bagi guru dan siswa, disamping itu pelibatan siswa tersebut juga membantu membangun “perawatan rumah”  yang diperlukan untuk mempertahankan kelas yang aktif dan berorientasi pada siswa.

KESIMPULAN
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan, diantaranya adalah ketrampilan Mengelola kelas yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan  ketrampilan mengajar. Ketrampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Sumber Bacaan :
1.  Panduan praktis Model Pembelajaran Efektif SMA . Kerjasama Pemprov dengan UNM 2005.
2.  Pengajaran Kreatif dan Menarik . LouAnne Johnson, PT Indeks 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar