Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar
mengajar yang berlangsung di ruang-ruang kelas. Dalam proses belajar mengajar
tersebut guru memegang peran yang penting. Guru adalah kreator proses belajar
mengajar. la adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa
untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya
dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Oleh karena itu guru, guru perlu menata dan menggelola
lingkungan belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi siswa dan
menstimulasi setiap anak untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam proses mengajar, Banyak diantara guru yang merasa
senang memberikan tugas yang
sebanyak-banyaknya kepada siswa tanpa mengenal dan memahami kondisi dan
perasaan siswa yang sudah kelelahan, bosan dan gelisah. Padahal Seharusnya guru
tersebut menciptakan atau mengkondisikan suasana kelas dimana siswa dapat
melakukan eksplorasi, berdiskusi, bertanya atau berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.
Suasana kelas yang kondusif dapat menghindarkan siswa dari
kejenuhan, kebosanan atau kelelahan psikis. Selain itu kelas yang kondusif
dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu
setiap guru perlu menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat mengundang dan
menantang siswa untuk berkreasi secara aktif.
MENGELOLA KELAS MENJADI KELAS YANG KONDUSIF
Banyak diantara guru setelah keluar dari kelas mengeluh
kepada teman sejawatnya tentang tingkah
laku siswa yang tidak menyenangkan dikelas. Diantara keluhan-keluhan tersebut
antara lain siswa yang mengganggu dalam proses belajar, tidak memiliki rasa
hormat, acuh-tak acuh dalam belajar dan siswa
tidak masuk belajar.
Keluhan-keluhan semacan ini mengindikasikan bahwa mengajar
adalah pekerjaan yang sulit dan penuh tantangan. Anak-anak saat ini mengalami
tekanan dan tantangan emosi, mental dan fisik yang mempengaruhi perilaku dan
kemampuan belajar mereka. Disisi lain sebenarnya mengajar adalah profesi yang
paling indah di dunia karena membuat kontribusi langsung terhadap trasfer ilmu
pengetahuan yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan generasi bangsa.
Mengajar memberikan tantangan dan kesempatan untuk berkembang, karena mengajar
akan menguji kemampuan komunikasi interpersonal kita, pengetahuan akademis,
ataupun kemampuan kepemimpinan kita. Oleh karena itu beberapa hal yang
dapat menjadi perhatian kita dalam
mengelola kelas yang kondusif antara lain :
1.
Penciptaan
Atmosfir Belajar.
Atmosfir atau iklim belajar yang
menyenangkan harus senantiasa diciptakan oleh seorang guru, karena memegang
peranan penting dalam menstimulasi dan mempertahankan keterlibatan siswa dalam
belajar. Dalam menghadapi siswa yang menganggu iklim belajar seorang guru perlu
mengampil keputusan yang tepat. Sebagai contoh, Anda sementara menjelaskan
materi pelajaran dan seorang siswa dengan sengaja memotong pembicaraan anda,
tanpa memperdulikan usaha anda untuk membuat dia tenang. Menghadapi tingkah
laku siswa yang seperti ini mungkin anda akan mengatakan “saya minta kamu diam atau saya kirim kamu ke
guru BP untuk diproses” , atau lebih ekstrim mengusirnya keluar dari kelas.
Sebenarnya siswa ini sudah tahu konsekuensi bila melanggar aturan di dalam kelas, siswa tersebut dan teman-temannya
hanya ingin menguji reaksi anda terhadap tindakan ini, dengan tujuan mengontrol
anda. Mungkin anda dapat meredam
tindakannya, tetapi mereka dapat mengulangi melakukan perbuatannya tersebut
kapanpun setiap merasa bosan atau tidak tertarik melakukan aktivitas apapun
yang anda tugaskan kepadanya. Bandingkan jika anda mengambil tindakan terhadap
siswa yang memotong pembicaraaan anda ini dengan cara anda langsung berhenti
bicara dan memandangnya dengan tatapan marah sebentar saja, mungkin dia akan
mundur tanpa masuk ke dalam konfrontasi anda. Kalau itu dirasa tidak efektif
, anda dapat melakukan tindakan dengan
mendatangi mejanya dengan mengatakan saya minta anda keluar kelas sebentar. “
Jangan menunggu dia sampai dia bergerak . Berjalanlah ke pintu dan buka pintu
sambil memandang dia dengan penuh harapan bahwa dia akan memenuhi permintaan
anda. Ketika anda dan dia diluar kelas, anda dapat menjelaskan bahwa perilaku
dia tidak sopan dan tidak dapat diterima di kelas.
2.
Pengaturan
Meja dan Kursi
Pengaturan tempat duduk siswa
memiliki dampak yang sangat besar pada perilaku, motivasi dan interaksi sesama
siswa serta guru. Oleh karena itu susunan meja kursi dalam kelas hendaknya
memungkinkan siswa untuk dapat saling berinteraksi dan memberi keleluasaan
untuk terjadinya mobilitas siswa dalam aktivitas belajar.
Psikologi memainkan peran penting
dalam pengaturan tempat duduk, tempat duduk melingkar (meja bundar)
mengindikasikan bahwa seluruh siswa memiliki status yang sama. Meja-meja besar dengan kursi-kursi yang saling
berhadapan baik untuk komunikasi dan diskusi. Kursi-kursi berbaris panjang
menghadap panggung mengindikasikan perbedaan perbedaan besar antara pembicara
dan audiens.
Ada dua Pertimbangan penting yang kita harus perhatikan dalam
pengaturan tempat duduk, yaitu visi dan akses. Ketika siswa duduk, seluruh
siswa dapat melihat papan tulis, Layar proyektor (kalau ada) dan jam dinding
secara jelas. Guru juga seyogianya
memiliki akses yang cepat dan mudah bagi setiap siswa di kelas.
Hindarilah pengaturan tempat duduk yang membuat siswa bertatapan satu sama lain
secara langsung.
Pada
sekolah-sekolah dimana sering ada
kelompok-kelompok (gang), baik anak laki-laki maupun perempuan akan memandang
rendah siswa lainnya yang duduk berlawanan arah langsung dengannya. Untuk itu
guru harus mengatur meja agar mereka saling bertatap muka pada sudut yang
sederajat agar dapat menghilangkan masalah ini,
Caranya anda duduk di salah satu kursi siswa di deretan paling depan,
jika tatapan anda langsung bertatapan lurus dengan meja siswa lain, maka ubah
meja anda sehingga garis lurus tatapan
anda dapat mencakup beberapa meja atau tembok.
Pada beberapa sekolah sering kita
melihat di kelas ada tabel (denah) tempat duduk secara alfabetis. Cara ini dapat membantu guru untuk menghafal
nama, mengatur giliran dan mengatur kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa
bergabung dan bergerak dalam kelompok-kelompok mereka. Cara ini memang efektif
terutama jika diterapkan pada siswa yang masih kecil, tetapi dapat menjadi
bumerang bila diterapkan pada kelas yang siswa yang sudah besar. Karena sebagian siswa akan
menjadi terganggu atau menjadi apatis jika ditempatkan selama bertahun-tahun di depan atau di belakang barisan.
3.
Penataan
Ruang Kelas sebagai Sentra Belajar.
Dalam menata kelas menjadi sentra
belajar, siswa perlu dilibatkan baik dalam perencanaan, disain pembuatan,
ataupun pengadaan sumber tertentu yang diperlukan.
Dengan melibatkan siswa dalam
penataan ruang kelas dapat membangun rasa kebanggaan dan kebersamaan di
kalangan siswa dikelas tersebut. Tentu ini merupakan modal terciptanya suasana
kelas yang menyenangkan bagi guru dan siswa, disamping itu pelibatan siswa
tersebut juga membantu membangun “perawatan
rumah” yang diperlukan untuk
mempertahankan kelas yang aktif dan berorientasi pada siswa.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai
ketrampilan, diantaranya adalah ketrampilan Mengelola kelas yang kondusif dalam
proses belajar mengajar dan ketrampilan
mengajar. Ketrampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup
kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh.
Sumber Bacaan :
1. Panduan praktis
Model Pembelajaran Efektif SMA . Kerjasama Pemprov dengan UNM 2005.
2. Pengajaran Kreatif dan
Menarik . LouAnne Johnson, PT Indeks 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar